Kamis, 12 Februari 2009

pada suatu perbani

Terik menelisik lautan untuk menguapkan angin
menelusur selasar jembatan yang mengungkunginya
menuduh konveksi air di dalam lautan mengaruskan air ke hilir
sementara di hulu pun tak lebih adalah
perputaran yang memusingkan ikan-ikan payau
lelah berpindah habitat bila pasang tiba
atau surut menyeret-nyeret raga kembali ke muara

pada suatu perbani yang berat
buat perjalanan sepasang roda motor
berlimpahan becek dan
basah kuyup diguyur cucuran langit
seorang manusia terkapar
'penat'
membuncahkan angan
demi sebuah pengabdian yang mengalir sendiri
menggulirkan tanya pada bumi yang bergolak
"Siapa yang mau ku ajak serta membangun peradaban?
meski tuan-tuan tanah telah menanaminya dengan
ambisi ketuhanan yang memiskinkan yang telah miskin?"

pada saat perbani telah berlalu
'penat' itu berkelebat pergi
tapi sejauh ini ia masih menanti
sepasang tangan atau mungkin lebih menyambutnya
mendirikan tenda-tenda darurat
di atas semak belukar yang telah terbakar
mencipta ekosistem suksesi
ia tawarkan sebentuk 'ketulusan'
tapi sedemikian berkabutkah penglihatan?
hingga kepercayaan tinggal nyali
yang terendap dan mati.

HEAL THE WORLD

spoken: Think about the generations and to say we want to make it a better world for our children and our children’s children. So that they know it’s a better world for them; and think if they can make it a better place.

There’s a place in your heart
And I know that it is love
And this place could be much
Brighter than tomorrow.
And if you really try
You’ll find there’s no need to cry
In this place you’ll feel
There’s no hurt or sorrow.
There are ways to get there
If you care enough for the living
Make a little space, make a better place.

Chorus:
Heal the world
Make it a better place
For you and for me and the entire human race
There are people dying
If you care enough for the living
Make a better place for You and for me.
If you want to know why

There’s a love that cannot lie
Love is strong
It only cares for joyful giving.
If we try we shall see In this bliss we cannot feel
Fear or dread
We stop existing and start living
Then it feels that always
Love’s enough for us growing
Make a better world, make a better world.

Chorus: Heal the world
Make it a better place
For you and for me and the entire human race.
There are people dying
If you care enough for the living
Make a better place for You and for me.

Bridge: And the dream we would conceived in
Will reveal a joyful face
And the world we once believed in
Will shine again in grace
Then why do we keep strangling life
Wound this earth, crucify it’s soul
Though it’s plain to see, this world is heavenly
Be God’s glow.
We could fly so high
Let our spirits never die
In my heart I feel
You are all my brothers
Create a world with no fear
Together we’ll cry happy tears
See the nations turn
Their swords into plowshares
We could really get there
If you cared enough for the living
Make a little space to make a better place.

Chorus: Heal the world
Make it a better place
For you and for me and the entire human race
There are people dying
If you care enough for the living
Make a better place for
You and for me.
Refrain (2x)
There are people dying if you care enough for the living
Make a better place for you and for me.
There are people dying if you care enough for the living
Make a better place for you and for me.
You and for me / Make a better place You and for me / Make a better place You and for me / Make a better place You and for me / Heal the world we live in You and for me / Save it for our children You and for me / Heal the world we live in You and for me / Save it for our children You and for me / Heal the world we live in You and for me / Save it for our children You and for me / Heal the world we live in You and for me / Save it for our children

WE WILL NOT GO DOWN (GAZA TONIGHT)

A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive
They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze
We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go downIn Gaza tonight
Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right
But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze
We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Sabtu, 07 Februari 2009

Tinta ini Barangkali

Tinta ini barangkali bisu
tak mampu teriakkan maki
bila marah tengah menggelegak

Tak mampu pekikkan perih
bila luka kadang meradang

tak mampu gelakkan tawa
bila bahagia sedang merona

tapi
tinta ini terus mengalirkan kata
mencoba telusuri hatimu
tuk temukan sebutir 'kearifan'

KOLASE WAKTU

"Ada yang bilang waktu adalah obat yang paling mujarab dalam menyembuhkan luka. Tapi kenapa begitu banyak kenangan dan memoar yang dituliskan? Kenapa kuburan terus dipenuhi peziarah, mengenang yang sudah tiada? waktu ternyata tidak pernah bisa menghilangkan racun kesedihan. Membuatnya jadi tertahankan, iya. Tapi pedihnya akan tetap nyata. Dan masing-masing kita yang sudah terkena racun kesedihan menjadi manusia dengan racun yang masih bergerak dan berputar-putar mengalir bersama oksigen dalam darah. Terus ada di sana tanpa bisa hilang. Waktu hanya seperti adrenalin dosis tinggi yang membuat kita melupakan rasa sakit untuk beberapa saat yang membuat kita bisa terus melangkah."
Tulisan di atas pernah ditemukan oleh seorang sahabat pada sebuah artikel dan kemudian dikirimkannya padaku. Seuntai paragraf yang seketika menjawab gamang pertanyaanku selama ini 'kenapa ketegaran bisa runtuh sewaktu-waktu?'. Ternyata begitulah waktu. Waktu bukanlah saluran panjang serupa paralon yang kokoh, bisa dibersihkan hingga kita bisa memilih bagian mana dari kehidupan ini yang harus didelete. Tapi waktu adalah bentangan yang tak tergambarkan. Segala reaksi bisa terjadi di dalamnya, segala unsur bisa berkecamuk di dalamnya. dan segala yang tak mungkin bisa menjadi mungkin. Yang terlupakan bisa kembali nyata. Yang tak ada bisa hadir tiba-tiba. Pun bila tekanan udara sedang tidak bersahabat berubah menjadi angin puyuh, sekuat apapun kita berdiri di dalamnya sesekali bisa roboh atau paling tidak patah atau paling tidak lagi adalah retak.
Kalau waktu bisa dipilah-pilah, bahasan yang paling mungkin hanyalah berupa kolase waktu. Potongan-potongan cerita kehidupan dalam rentang tertentu dan tak pernah terselesaikan. Seperti ketika kita bercerita tentang kejadian di rumah tadi pagi lalu pada kesempatan lain akan bercerita tentang tempat yang berbeda dengan kejadian yang berbeda pula. Isi cerita itu sendiri kebanyakan hanyalah persepsi kita sendiri yang menceritakan. Kesimpulan sepihak yang dengan keterpaksaan orang lain untuk mengiyakannya dengan beragam alasan.
Berada pada satu kolase waktu beragam rasanya. Pada kondisi yang kita sepakati mungkin waktu akan berjalan sangat cepat. Tetapi sebaliknya berada pada kondisi yang menjengkelkan akan membuat waktu berjalan sangat lambat. Sebagai pelaku kehidupan, kita tidak pernah bisa memilih kolase waktu mana yang akan kita temui. Kita hanya berusaha menciptakan satu reaksi yang nyaman dengan memaksimalkan adrenalin penahan rasa sakit sampai pada batas waktu tertentu. Adrenalin itu bernama 'syukur' dan 'positif thinkinkg'. Tanpa keduanya, hidup hanyalah deretan kesuraman yang jenuh rasa sakit. Maka berusaha keraslah kita mendapatkan kesyukuran itu dengan terus mendekat pada Sang Maha Kuasa. Menumbuhkan optimisme yang sewaktu-waktu bisa layu dengan fikiran positif.
Menyadari keegoisan waktu yang ternyata hanya berjalan searah dengan skenario mutlak yang mau tidak mau harus kita hadapi, sepertinya kita pun tidak mampu berbuat banyak kecuali menyerahkan diri sepenuhnya kepada Sang Maha Pengatur kehidupan, penentu Maha Sempurna. Berharap bahwa kesetiaan kita padaNya berbuah kasih sayang dan pertolonganNya.

Selasa, 27 Januari 2009

Kamis, 22 Januari 2009

pada suatu ketika,