Rabu, 30 Juli 2008

Senja Itu Jingga

Jogja terlihat merah dalam tatapku kala itu


Seketika merona putih saat air wudhu

membasuh semburat wajahmu yang letih…

Dan kerlingmu yang ‘tabah’ tak bisa kulupa

Meski senyummu masih saja bicara

tentang inginmu tuk bahasakan krama

Aku mengerti,

Bahwa dadamu buncah tangis

Sebab sekerat beban menoreh payah langkahmu

Aku hanya bisa menepuk pundakmu dalam sekantung doa

Agar kita mampu tuntaskan amanah

Aku bangga padamu

‘sabarlah’

Kita memang sedang belajar dewasa

Menjadi orang tua

Dan,

Senja jadi jingga dalam tatapku

Ketika matahari sempurna kembali

Mari, kita pulang dulu

Hempaskan penat.

Tidak ada komentar: